Membangun Komunitas Blog dengan Berkomentar

Aktivitas blog saat ini mulai dikenal luas. Apalagi di Indonesia, komunitas blogger (sebutan bagi pelaku blog) muncul di mana-mana. Maklum saja, blogging (sebutan untuk beraktivitas nge-blog) ternyata memiliki keuntungan yang cukup banyak. Salah satunya adalah menjalin pertemanan dengan teman-teman baru.

Secara nyata, para blogger tidak semuanya kenal dan bertatap muka langsung antara satu dengan yang lain. Namun hal itu bukanlah menjadi halangan bagi blogger untuk mempererat komunikasi dan berbagi segala hal satu sama lain. Bahkan, muncul juga trend komunitas daerah yang mencoba berapresiasi di dunia nyata dengan melakukan pertemuan (alias kopdar atau kopi darat), sehingga muncullah nama-nama komunitas, seperti komunitas tugupahlawan (blogger Surabaya), komunitas kediri (blogger Kediri) dan masih banyak yang lainnya.

Bagaimana sih memulai jalinan pertemanan antar blogger?

Saya tidak akan menjawab secara langsung. Terlebih dahulu saya akan jelaskan pengertian kegiatan blogging itu sendiri. Blogging atau kegiatan ngeblog tak lain adalah mempublikasikan karya kita lewat sebuah tulisan yang kita tampilkan dalam sebuah web-site. Inilah sebenarnya kegiatan utama seorang blogger. Agar kita bisa terkenal atau dikenal, maka kita harus membuat sebuah artikel yang tak sekedar menulis suara hati (meskipun itu bukan hal yang dilarang). Maksudnya tak sekedar membuat sebuah artikel adalah kita harus membuat artikel yang cukup menarik untuk mendatangkan pengunjung. Ya, pengunjung atau visitor adalah nadi komunitas yang akan menghidupkan manfaat blog kita. Untuk mendatangkan pengunjung, tentu ada beberapa kriteria yang harus anda perhatikan saat anda membuat sebuah artikel blog.

  1. Artikel yang anda buat harus bermanfaat buat orang lain
  2. Artikel anda setidaknya membahas sesuatu yang cukup up-to-date atau mengikuti kondisi terkini.
  3. Bahasa yang anda buat sederhana. Yang penting tujuan tulisan terpenuhi

Visitor atau pengunjung layaknya sebuah konsumen yang harus kita jaga dan kita pelihara. Ketika pengunjung membaca blog anda, maka terkadang seorang pengunjung ingin berkomentar atas ulasan yang anda buat. Nah, disinilah asal muasalnya pertemanan blogger, yaitu berkomentar. Ketika kita berkomentar, maka pengunjung dimintai identitasnya (yang tentu saja harus dirahasiakan oleh si blogger). Kemudian pengunjung akan berkomentar. Yang namanya komentar tentu tidak bisa kita atur. Bisa aja komentarnya membangun, bisa aja menjatuhkan. Yang jelas, apapun komentarnya anda harus menerimanya dengan ikhas dan berterima kasihlah padanya. Saat kita berterima kasih, berarti kita memberikan respon atas komentarnya tentang ulasan kita.

Selanjutnya, anda tentu saja harus berkunjung silang ke blog pengunjung-pengunjung anda dan tak lupa juga memberikan komentar. Nah, aktivitas komen-mengkomen ini secara terus menerus akan menyebabkan si empu blog tahu bahwa anda pengunjung setianya, dan tentu saja si empu blog pun juga akan turut ikhlas berkunjung ke blog kita lagi.

Sudahkan anda berkunjung ke blog teman anda?

Riset Google tentang Pengenalan Daerah

Ketika kita melihat foto salah satu teman kita yang berada di suatu daerah, dan terbesit tanya dalam hati kita, dimanakah tepatnya letak geografis teman kita saat berfoto. Mungkinkah kita bisa mengetahui letak pasti sebuah daerah hanya dengan bersumber dari data foto yang kita punyai.

Adalah satu lagi ide brillian yang digagas oleh orang-orang kreatif di google. Yaitu membuat suatu aplikasi yang bisa mengenali letak geografis suatu daerah hanya bersumber dari foto yang kita miliki. Dan tak segan-segan, dalam peluncuran "paper" riset, mereka mengklaim keakuratan kecocokan gambar dan informasi yang dihasilkan oleh aplikasi mereka nantinya sekitar 80%. Wow, bisakah?

Tim kreatif google tersebut menjelaskan cara kerja aplikasi mereka secara garis besar. Dan tentu saja, mereka menjelaskan bahwa cara kerja aplikasinya tidaklah mudah. Banyak teknologi-teknologi terkini yang mereka terapkan dalam melakukan indexing data sebagai pola pembanding saat aplikasi mereka melakukan pengenalan gambar, seperti misalnya teknologi clustering.

Pada mulanya mereka akan mengelompokkan dan membuat daftar objek daerah di dunia ini melalui dua sumber terpercaya, yaitu picasa dan panoramio. Ya, lewat dua sumber tersebut yang notabene adalah produk google yang sudah mendunia sebelumnya itu akan dijadikan sumber dasar awal dalam membangun index gambar daerah di dunia. Mereka akan menghubungkan satu gambar dengan gambar lainnya yang sepola meskipun dengan sudut pengambilan gambar yang berbeda-beda. Nantinya mereka juga akan mendaftar berbagai macam sumber gambar yang diseleksi sebelumnya untuk menjamin keakuratan dan keterpercayaan sumber yang dijadikan sebagai objek gambar pembanding tersebut.

Nah, keren bukan kalau seandainya "paper" yang mereka rencanakan benar-benar terealisasi?

Referensi:
A new landmark in computer vision

Indeks Prestasi Pengguna Facebook di bawah Rata-rata

Sorry nih, buat kamu-kamu pengguna facebook yang nggak terima dengan judul artikel saya kali ini. Sebenarnya saya pun juga sempet terkejut mengetahui bahwa hasil penelitian dari Marketing VOX yang mengatakan kurang lebih seperti judul di atas.

Artikel ini adalah saduran dari artikel yang dipublikasikan oleh Marketing VOX. Kebenaran tentang fakta ini memang relatif. Karena mengutip dari artikel Marketing VOX tersebut, mereka mempelajari 219 siswa lulusan Ohio State University. Dalam penelitian yang mereka lakukan, mereka mencoba untuk menarik suatu hubungan antara penggunaan facebook dengan tingkat indeks prestasi.

Adapun hasil penelitian mereka adalah:

  1. 85% dari siswa yang memiliki indeks prestasi di bawah rata-rata, 52% memiliki akun facebook
  2. Pengguna facebook memiliki indeks prestasi antara 3.0 sampai 3.5. Sedangkan yang bukan pengguna 3.5 sampai 4.0.
  3. Pengguna facebook mengatakan rata-rata mereka menghabiskan 1 sampai 5 jam seminggu untuk belajar. Sedangkan yang bukan pengguna facebook, mereka rata-rata menghabiskan 11 sampai 15 jam seminggu.
  4. Siswa yang mengisi waktu luangnya untuk bekerja mencari uang, tidak terlalu menyukai facebook. Sedangkan siswa yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengisi kegiatan ekstra kurikuler di sekolahnya lebih menyukai facebook.
  5. Kebanyakan, peminat ilmu pasti, teknologi, engeneer, ahli matematika dan pebisnis lebih menyukai facebook ketimbang orang yang berkecimpung di bidang kemanusiaan dan sosial.
  6. Pengguna facebook cukup merata, karena tidak ada perbedaan ras, etnik ataupun gender dalam penelitian ini.
  7. Remaja dan pelajar full-time lebih menyukai facebook.

Namun, meskipun fakta yang dihasilkan dalam survey tersebut, para siswa yang lulus di bawah rata-rata menyatakan bahwa prestasi mereka tidak terpengaruh dengan aktifitas facebook-an yang mereka lakukan. Dan mereka menyatakan bahwa prestasi dan sekolah tetap adalah prioritas bagi mereka.

Nah, bagaimanapun juga fakta di atas hanyalah hasil dari suatu penelitian. Dan bukan berarti bahwa facebook memiliki peran untuk menjatuhkan prestasi akademik para penggunanya, seperti yang dikatakan oleh Aaryn Karpinski (seorang co-author  the study and an OSU doctoral student) berikut ini:

“We can’t say that use of Facebook leads to lower grades and less studying, but we did find a relationship there”

Dalam peneltian ini ternyata ada hubungan yang cukup signifikan antara indeks prestasi di bawah rata-rata dengan penggunaan facebook. Namun tidak menutup kemungkinan faktor lainnya seperti kepribadian dan hubungan pertemanan bisa jadi mempengaruhi mereka juga. Bahkan, meskipun bukan karena facebook, mereka pun tetap memiliki beragam cara untuk menghindari aktivitas belajar. Dan mungkin juga menghabiskan waktu cukup banyak untuk melakukan aktivitas sosial pertemanan menjadikan mereka memiliki waktu yang sedikit untuk belajar, ujar si Karpinski.

Selain itu, siswa Ohio dalam perkuliahannya mereka memang menggunakan media laptop untuk mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa jadi merupakan biang yang membuat siswa memiliki kesempatan untuk menggunakan layanan facebook atau jejaring maya lainnya.

Nah, bagi temen-temen yang ngerasa seperti itu, sudah saatnya mengevaluasi diri apakah selama ini aktifitas facebook-an kamu-kamu cukup berlebihan sehingga kurang dalam menyisihkan waktu buat belajar (ceile, menyisihkan waktu buat belajar, ga salah, yang bener ya menyisihkan waktu buat facebook-an).

Kalo kurang lengkap atau kurang percaya sama ulasan saya, nih baca sumber lengkapnya di sini:
http://www.marketingvox.com/college-facebook-users-have-lower-gpas-044303/

Perang Iklan antar Capres Pemilu Indonesia 2009

Menjelang Pemilu Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, rakyat disuguhkan iklan kampanye peserta pemilu 2009. Memang, sudah menjadi kewajiban bagi masing-masing capres-cawapres untuk mengkampanyekan diri dengan maksud untuk mensosialisasikan seluas-luasnya hal-hal yang bisa membuat menarik simpati rakyat terhadap masing-masing pasangan.

Namun, sangat disayangkan, karena iklan-iklan yang bermunculan penuh suasana menjelekkan dan menyudutkan. Terutama yang dilakukan oleh pasangan Mega-Prabowo. Masyarakat bisa menilai, bagaimana gaya beriklan antar capres peserta pemilu 2009 ini. Betapa dua pesaing utama SBY, yaitu JK-Wiranto dan Mega-Prabowo menyuguhkan iklan menyerang dan mendeskreditkan dengan segala fakta-fakta singkat. Padahal harusnya mereka melakukan sosialisasi edukasi tentang segala fakta-fakta yang mereka tampilkan dalam iklan tersebut.

Tidak mungkin memang, fakta yang seharusnya menjadi konsumsi masyarakat dengan pemahaman yang agak tinggi, harus disampikan dengan bahasa iklan yang singkat. Tapi itulah model iklan yang dipilih oleh pasangan Mega dan Prabowo.

Dilain pihak, iklan yang mengkampanyekan SBY, sama sekali tidak menjelekkan kedua pasangan capres-cawapres pemilu indonesia 2009 itu. Malah ketika kedua pesaing tersebut, sibuk menjelek-jelekkan reputasi SBY. SBY malah dengan lebih percaya diri mengkampanyekan citra dirinya sehingga lebih kuat dan terkesan santun di masyarakat. Hal ini benar-benar menjadikan SBY-Budiono terkesan sebagai pasangan terberat kedua peserta capres-cawapres yang lain.

Lucu sih, seperti anak kecil saja. Bukannya Mega-Prabowo dan JK-Wiranto sibuk untuk membuat simpati dirinya di depan masyarakat, malah lebih memilih menjelekkan peserta lain. Dari sini kan rakyat bisa melihat siapa lebih dewasa dan lebih pantas. Siapa yang rendah diri untuk lebih menonjolkan simpati dan siapa yang arogan atau malah seperti anak kecil.

Itulah panggung politik....

Firmansyah